Air yang mengalir dari tempat yang tinggi
ke tempat yang redah memiliki energi potensial (energi yang dimiliki benda
terhadap ketinggian) semakin tinggi benda itu maka semakin basar pula energi
yang dimiliki benda tersebut, jumlah energi yang banyak ini dapat kita
manfaatkan untuk menghasilkan energi baru yang lebih bermanfaat, dan dengan
didukung perencanaan yang baik untuk pengembangannya, maka sumber energi ini
nantinya akan dapat membantu mengatasi persoalan krisis energi di seluruh
pelosok negeri ini. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro atau lebih sering dikenal dengan (PLTMH) sekali lagi dapat menjadi
salah satu solusi untuk mengatasi krisis energi di negeri ini.
Latar
belakang
Secara garis besar Indonesia memiliki betuk
topografi pegunungan yang tersebar di seluruh wilayahnya. Umumnya pada daerah pegunungan,tetapi memiliki jumlah
penduduk yang relative lebih sedikit, kondisi ini menghambat pembangunan
infrastruktur oleh pemerintah atau swasta, hal ini dikarenakan tidak seimbangnya beban biaya (produksi, transportasi) dan
perawatan (suku cadang, sulitnya pengiriman untuk mesin peralatan berat ) dengan hasil yang didapat. Oleh
karena itu , listrik masih menjadi sesuatu yang mahal bagi masyarakat
pegunungan di negeri ini.
Daerah pegunungan memiliki energi yang
besar dalam bentuk air , sungai –sungai di pegunungan relative deras, banyak
sekali sumber mata air yang bisa digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air
kecil atau (PLTMH), kita dapat simpulkan bahwa “alam sebenarnya telah
menyediakan sumber daya diseluruh pelosok hanya saja kita kurang dalam
memanfaatkan segala sumber daya alam ini dengan baik”.
Pembangit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH)
merupakan teknologi yang handal juga ramah lingkungan. Tempat atau lahan yang
digunakan juga tidak begitu luas, sehingga tidak perlu membuka hutan untuk
membangun instalasinya, peralatan yang digunakan juga relative sederhana dan mudah dicari, pemasangan juga dapat
disesuaikan dengan kondisi yang ada juga
desainnya dapat disesuaikan dengan ketersediaan debit air, selain itu juga
tidak membutuhkan tenaga professional yang ribet, namun hanya cukup dengan
pelatihan.
Umumnya mikrohidro dibangun dengan berdasarkan kenyataan bahwa pada
suatu daerah ada air yang mengalir dengan kapasitas dan ketinggian yang
memadai. Istilah kapasitas ini mengacu pada jumlah volume aliran air per satuan
waktu atau debit atau (flow capasity) sedangkan beda ketiggian antara daerah
alir sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head.
Mikrohidro juga dikenal denga sebutan
“energi putih”, dikatakan demikian karena instalasi pembangkit seperti ini menggunakan sumberdaya yang telah
disediakan oleh alam dan pastinya ramah lingkungan. Sebuah kenyataan yang logis bahwa alam memiliki
air terjun atau sungai yang menjadi tempat aliran air yang deras, maka sungguh
sebuah ironi yang lucu jika kita tidak memanfaatkannya, juga didukung dengan teknologi modern jaman
sekarang maka energi air ini nantinya dapat dikonversikan menjadi energi listrik.
Outline
suplay tenaga listrik di negara-negara berkembang
Dalam
negara-negara berkembang distribusi
tenaga listrik cenderung adanya pembatasan diantara daerah perkotaan
dengan pinggiran-pinggiran kota. Karena dalam kota-kota besar atau
metropolitan, kebutuhan listrik yang
mereka butuhkan relative lebih banyak dan lebih diprioritaskan apalagi
kota-kota yang memiliki banyak perusahaan besar. Pemaksimalan dalam hal mendapatkan sumbar
energy listrik dan pendistribusian listrik juga semakin ditingkatkan dalam hal ini sulitnya
pendistribusian untuk menjangkau daerah-daerah terpencil di pelosok negeri ini menjadi hambatan dalam pemaksimalan supply
listrik.
Umumnya di
daerah pedesaan dan daerah-daarah terpencil masih menggunakan diesel (generator berbahan
bakar fosil) sebagai sumber utama listrik mereka, keefisienan mesin generator
ini dirasa kurang maksimal, juga dibutuhkan tenaga professional, suku cadang, supply
peralatan yang sulit karena pada daerah terpencil yang sulit dijangkau
ditambah lagi sekarang mahalnya bahan bakar minyak sebagai sumber utama generator
sehingga penggunaan produk non migas akan menjadi pertimbangan untuk
pemaksimalan sumber daya listrik
Oleh
karena itu sebuah inovasi teknologi yang simple untuk membantu krisis energy
salah satunya dengan mikrohidro, di daerah terpencil umumnya memiliki sumber daya alam
yang melimpah, juga tentunya sumber daya energy pula. Dengan adanya teknolgi
ini diharapkan dapat diterapkan sehingga daerah terpencil mampu mencukupi
kebutuhan listriknya sendiri atau bahkan mampu mensuplay listrik di daerah
perindustrian di kota-kota besar untuk menunjang perekonomian negara.
Pengertian
PLTMH
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH) adalah pembangkit listrik bersekala kecil (kurang dari 200 kW), yang
memanfaatkan aliran air sebagai sumber penghasil energi. Mikrohiro termasuk sumber energi yang terbaharukan dan layak disebut clean energi
karena keramahannya terhadap lingkungan. Dari segi teknologi, PLTMH dipilih
karena konstruksinya sederhana, mudah dioperasikan, serta mudah dalam perawatan dan penyediaan suku
cadang. Secara ekonomi, biaya-biaya operasi dan perawatannya relative murah, sedangkan biaya
investasinya cukup bersaing dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya.
Secara social, PLTMH mudah diterima masyarakat luas (bandingkan misalnya secara ekonomi, biaya
operasi dan perawatan relative murah, sedangkan biaya investasinya cukup
bersaing dengan pembangkit listrik lainnya secara social pasti PLTMH lebih
mudah diterima masyarakat luas dibandingkan misalnya dengan pembangkit listrik
tenaga nuklir atau uap (panas bumi) ). PLTMH ini biasanya dibangun dalam sekala
desa atau di daerah-daerah terpencil yang belum mendapatkan listrik dari PLN. Tenaga
air yang digunakan juga berskala kecil dapat berupa aliran air pada sistem irigasi, sungai yang
dibendung atau air terjun.
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro pada
dasarnya dibangun dalam rangka Program Listrik Masuk Desa (LISDES) dengan
pemanfaatan sumber tenaga air. Target pembanguan proyek ini terutama diarahkan
untuk daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau jaringan PLN. Pembangkitan dilakukan dengan
memanfaatkan aliran air dari anak sungai di pegunungan yang relative deras,
atau dari saluran irigasi. Hal unik dari PLTMH adalah teknologinya yang sangat
sederhana. Namun demikian, apabila studi kelayakan sebelum dilaksanakan pembangunan proyek ini diabaikan
(diremehkan) maka akibatnya operasi pembangkitan menjadi kurang maksimal atau bahkan tidak
beroperasi
sama sekali. Hasil dari efisiensi mikrohidro ini sangat tergantung dari
kesadaran masyarakat itu sendiri juga selain dari kapasitas aliran, ketinggian, dan instalasi.
jika ingin download artikel diatas,, silahkan download
0 komentar:
Posting Komentar